:D

selamat datang...

Selasa, 05 Februari 2013

pergerakan nasional



STRATEGI PERJUANGAN ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
A
pabila kita melihat dari segi perjuangannya organisasi yang ada pada masa pergerakan nasional Indonesia antara tahun1920-1942 memiliki 2 strategi perjuangan yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal adalah perjuangan yang amatkeras menuntut perubahan dengan cara melakukan nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap pemerintah kolonial. Pergerakan Nasional bersifat moderat adalah perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem yang ditandai dengan penerapan taktik koorperasi (kerjasama) terhadap penguasa kolonial.
a.      Orgnisasi-organisasi Pergerakan Nasional Nasional Indonesia yang Bersifat Radikal
          Organisasi-organisasi radikal merupakan taktik non koorperasi kepada Belanda. Mereka menuntut perubahan sekeras-kerasnya dan secepat-cepatnya. Semua hal yang berkenaan dengan pencapaian cita-citanya diusahakan sendiri,antara lain melalui jalinan persamaan nasional,memajukan pendidikan,dan meningkatkan kegiatan sosial untuk mensejahterakan rakyat.
          Salah satu bukti radikalisme adalah tidak bersedia duduk dalam Dewan Rakyat (Volks Raad) yang dibentuk pemerintah Belanda. Periode ini berlangsung antara tahun 1920-1930. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan politik diluar negeri, seperti Revolusi Rusia  tahun 1917 yang memengaruhi tumbuh dan berkembangnya gerakan komunis internasional. Di Hindia Belanda,kelompok sosial demokrat Belanda memberi angin terhadap gerakan radikal yang progresif-revolusioner melalui wadah ISDV tahun 1914.
           Gerakan radikal berupa
kekuatan kolektif sudah mulai tampak, seperti yang ditunjukkan organisasi pergerakan Perhimpunan Indonesia (IP), Partai Nasional Indonesia (PNI) danPartai Komunis Indonesia (PKI). Dalam perjuangannya organisasi/partai yang memilih cara radikal sangat ditakuti  oleh Belanda, sehingga Belanda melakukan pengawasan ketat terhadap organisasi-organisasi berikut ini.
1)           Perhimpunan Indonesia
a)      Berdirinya Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda
b)      Berdirinya PI berawal dari didirikannya Indosche Vereniging tahun 1908 di Belanda, iorganisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial.Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
c)      1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri
2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Persatuan dalam menghadapi Belanda
d)      
Berdirinya PI berawal dari didirikannya Indosche Vereniging tahun 1908 di Belanda, iorganisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial.Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
e)      1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri
2. Kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Persatuan dalam menghadapi Belanda

Pada tahun 1908 di negeri Belanda terbentuk sebuah organisasi dari para
mahasiswa Indonesia yang di beri nama Indische Vereeniging (IV) atau Perhimpunan Hindiaing. Indische Vereeniging berdiri bersamaan dengan pendirian Budi Utomo di Indonesia. Kedua organisasi ini memiliki banyak kesamaan yaitu dalam prinsipnya yang moderat.
Indische Vereeniging (IV) yang didirikan para mahasiswa Indonesia,diantaranya Sutan Kasayangan dan R.M. Noto Suroto. Pada awalnya merupakan perkumpulan yang bersifat sosial yaitu tempat mahasiswa melewatkan waktu senggang denganberbincang-bincang dan membagi informasi terbaru yang datang dari tanah air. Tetapi ketika pemimpin Indische Partij tiba di negeri Belanda perkembangan Indische Vereeniging bertambah pesat. Tidak lagi bersifat sosial,bahkan berkembang kearah politik. Bersamaan dengan kedatangan ketiga pemimpin Indische Partij ke negeri Belanda,masuk pula konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.
Pada tahun1917 Indische Vereeniging bergabung dengan Chung Hwa ( Organisasi Mahasiswa Indonesia Cina ) perhimpunan Indonesia-Eropa dan Belanda. Mereka berniat bekerja di Indonesia dan membentuk sebuah federasi yamg bernama Indonesische Verbond Van Studeerenden (Persatuan Mahasiswa Indonesia). Pertama kali istilah Indische diganti menjadi Indonesische. Walaupun kata itu belum mendapat makna politik yang positif,tetapi merupakan refleksi dari semakin tingginya kesadaransebagai bangsa Indonesia di kalangan mahasiswa yang berada di negeri Belanda.
Dalam rapat umum yang diadakan bulan Januari 1924,Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan nama Indonesia ini, mengungkapakan sikap lebih kuat sebagai orang Indonesia dan bukan lagi vereeniging sebagai orang Hindia Belanda. Nama majalah Hindia Putera diganti menjadi Indonesia Merdeka.
Kata pengantar Indonesia Merdeka menjelaskan kata “Merdeka” mengandung ungkapan tentang tujuandan usaha keras kami, mulai sekarang dan seterusnya. “Indonesia Merdeka” akan menjadi semboyan perjuangan pemuda Indonesia. “Merdeka adalah cita-cita umum manusia, setiap bangsa mempunyai keinginan kuat untuk hidup merdeka. Gagasan tentang kemerdekaan tidak berbeda dari satu bagian dunia ke bagian dunia lainnya.” Kemerdekaan adalah cita-cita umat manusia dan bukan cita-cita barat,seluruh bumi adalah “kuil kemerdekaan”.
Dengan demikian Indonesische Vereeniging adalah salah satu organisasi nasionalis Asia yang paling awal menuntut kemerdekaan. Indonische Vereeniging secara resmi menjadi sebuah organisasi politik pada bulan Januari 1925. Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 3 Februari 1923 Indonische Vereeniging  bergantinama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Tujuan Perhimpunan Indonesia adalah berjuang untuk memperoleh suat pemerintahan Indonesi yang hanya bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia. Berkaitan dengan tujuan tersebut Iwa Koesoema Soemantri menyampaikan penjelasan bahwa organisasi Perhimpunan Indonesia mempunyai 3 asas pokok. Pertama, Indonesia ingin menentukan nasib sendiri. Kedua, untuk dapat menentukan  asib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri. Ketiga, dengan tujuan melawan Belanda, banngsa Idonesia harus bersatu. Untuk bisa mencapai sasaran tersebut,bangsa Indonesia harus bersatu padu berjuangmelawan kolonial Belanda. Ketiga asas ini kemudian menjadi inti Manifesto  Politik Perhimpunan Indonesia yang ditetapkan pada tahun 1925.
Perhimpunan Indonesia menjadi organisasi politik bersifat radikal setelah mendapat banyak pengaruh dari tokoh pergerakan nasional, Mohammad Hatta. Ia berhasil merangsang inteletual rekan-rekannya dan menumbuhkan semangat nasionalisme menentang penjajahan Belanda. Kegiatn politik Perhimpunan Indonesia yang utama adalah menyebarkan semangat persatuan untuk mmenentang penjajahan Belanda. Penyebarluasan itu dilakukan lewat majalah Indonesia Merdeka. Perjuangan politik tidak hanya terbatas di negara Belanda dan Indonesia, melainkan di forum internasional.
2)            Partai Nasional Indonesia
 Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada 4 juli 1927 oleh Ir.     Soekarno. Tujuan PNI yaitu mencapai Indonesia merdeka yang dilakukan atas usaha sendiri. Asas PKI bersandarpada 3 tiga pokok perjuangan,sebagai berikut.
a)      Self-help yang bermakna memperbaiki keadaan dengan kekuatan sendiri
b)      Nonkoorperasi memiliki makna tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah kolonial dan hanya mengakui pemerinah yang lahir dari rakyat sendiri.
c)      Marhaenisme,yakni ajaran yang berkeinginan mengangkat rakyat yang melarat.
     Keanggotan PNI bersifat terbuka, semangat nasionalisme yang dikobarkan PNI telah mengkhawatirkan posisi penjajah Belanda. Hal ini dikarenakan semangat tersebut memungkinkan timbulnya gerakan radikalisme.
      Pemerinah Hindia Belanda mengawasi secara ketat perkembangan  PNI.Propaganda-propaganda Bung Karno yang menarik mendapat dukungan dari masyarakat. Hal iniyang menyebabkanPNI berkembang pesat. Melihat keadaanini, Gubernur Jenderal dalam pembukaan Sidang Dewan Rakyat (15 Mei 1928) memandang perlu memberi peringatan kepada pemimpin PNI. Akan tetapi, para pemimpin PNI tidak menghiraukan peringatan itu. Pada bulan Juli 1929 tersiar kabar yang bersifat provokasi,bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun1930. Berdasarkan berita tersebut, pemerintah melakukan penangkapan terhadap pemimpim-pemimpin PNI, yaitu Ir. Soekarno, Maskun, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata. Penangkapan itu dilakukan pada tanggal 24 Desember 1929. Ir. Soekarno ditangkap sepulang dari menghadiri kongres PPPKI di Surabaya (pada waktu itu ia masih ada di Yogyakarta). Perkara Ir. Soekarno dan kawan-kawannya baru sembilan bulan kemudian diajukan ke Pengadilan Landraad Bandung.
      Dalam persidanganyang digelar di Pengadilan Bandung,Ir. Soekarno menyampaikan pembelaan melalui tulisan yang berjudul Indonesia Menggugat. Pengadilan tidak dapat membuktikan kesalahan Ir. Soekarno. Meskipun demikan, pemerintah kolonial Belanda tetap menjatuhkan hukuman penjara terhadap dirinya.
      PNI pada tahun 1931 bubar, kemudian berdirilah partai baru Partai Indonesia (Partindo) pimpinan Mr. Sartono dan PNI Baru pimpinan Moh. Hatta.
3)            Partai Komunis Indonesia (PKI)

      
Paham komunis untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang Belanda

                                   
Bernama Sneevliet.
Ia mendirikan organisasi dengan nama Indischa Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) pada bulan Mei 1914. Anggota ISDV kebanyakan terdiri atas orang-orang Belanda dan beberapa orang Indonesia seperti Semaun, Alimin,dan Darsono.
Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dengan tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis PI Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga Demikrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia. demikian pula pendapat-pendapat mereka banyak disampaikan ke tanah air. Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhjadap Bealnada maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal. Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras.

Pada 23 Mei 1920 PKI berdiri di Semarang. Tujuan PKI adalah melaksanakan garis politik yang ditetapkan komunisme internasional (komintern) ddengan cara mengusir penjajah Belanda dan mendirikan negara komunis Indonesia. Untuk memperbanyak anggota dan menyebarkan komunisme, PKI melakukan penyusupan kedalam tubuh Sarikat Islam (SI). Setelah merasa memperoleh kemajuan yang pesat PKI segera merencanakan suatu pemberontakan terhadap Belanda. Pada 13 November 1926 PKI menyerang keduduknan Belanda di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur. Belanda dapat menumpas pemberontakan PKI.
b.      Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional yang Bersifat Moderat
   Strategi perjuangan moderat dengan taktik koorperasi (bekerja sama) mulai dilaksanakan tahun 1930. Pada masa itu partai-partai berupaya menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah Belanda. Kedekatan partai-partai politik dengan pemerintah kolonial Belanda hanyalah sebuah taktik perjuangan, sebab tujuan dari taktik ini tidak berubah,yakni tetapa berusaha mencapai Indonesia merdeka.
Pemerintah Belanda melakukan tindakan keras dengan cara menangkap tokoh-tokoh kaum pergerakan. Anggota-anggota polisi rahasi banyak mematai gerak-gerik setiap tokoh pergerakan. Mereka melakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap seorang atau kelompok yang dicurigainya. Belanda secara terbuka menyatakan bahwa keberadaan suatu partai politik tidak mempunyai arti lagi. Selainitu sekolah swasta nasional yang dapat melahirkan pemimpin nasionalis berbahaya ditutup Belanda, dengan dikeluarkannya Wilde Scholen Ordonantie (Ordonansi Sekolah Liar). Media komunikasi massa yang menyuarakan semangat bangsa pun dibredel.
Tindakan-tindakan pemerintah kolonial Belanda tersebut amat merugikan kelangsungan dan kegiatan organisasi-organisasi pergerakan nasional. Partai-partai politik jadi kehilangan kontak dengan rakyat,begitu pula sebaliknya rakyat yang membutuhkan koordinasi gerakan melalui partai politik. Pilihan satu-satunya bagi kaum pergerakan adalah mengganti  strategi perjuangan yang radikal-nonkoorperatif kepada asas perjuangan moderat koorperatif;
Kelompok organisasi yang perjuangannya bersifat moderat antara lain Budi Utomo, Persatuan Bangsa Indonesia, Parindra, Gerindra. Kemoderatan organisasi tersebut tercemin dari ikut sertanya dalam Dewan Rakyat (Volksraad).

1 komentar: